TYPE YOUR KEYWORD HERE

Sunday, October 21, 2007

Sukamade Extreme Adventure 2007

Surabaya, 01 Juni 2007
Touring Extreme PSMH C70 Soerabaia

Tua-tua keladi… makin tua bukannya insyaf tapi justru sebaliknya, semakin gila dan menjadi-jadi. Ungkapan ini sangatlah tepat untuk menggambarkan semangat pantang menyerah arek-arek Perkumpulan Sepeda Motor Honda C70 "Holobis Koentoel Baris Soerabaia" Gimana enggak, rute yang dipilih bukannya jalanan aspal melainkan medan yang 90% off road dengan beragam tingkat kesulitan : jalan tanah penuh debu, jalan berbatu, melintas sungai, diantara gunung, rimba dan laut di kawasan Taman Nasional Meru Betiri.

Acara touring triwulan ini diikuti oleh 19 peserta dan berangkat dari Surabaya pada hari Kamis, 31 Mei 2007 pukul 20.00 WIB. Setelah hampir 5 jam perjalanan karena ada pemblokiran jalan di Pasuruan hingga Mraci Probolinggo (Red: terkait kasus penembakan TNI di alas Tlogo), kami singgah semalam di Jember, keesokan harinya perjalanan dilanjutkan menuju ke Glenmore. Aroma off road sudah tercium saat rombongan memasuki kawasan Glenmore menuju Perkebunan Kendeng Lembu. Jalanan tanah nan berdebu, melintas perbukitan dan menyeberangi sungai dangkal sepanjang 43 km tak menyurutkan langkah menuju Pantai Penyu Sukamade.

Saat harus melintas sungai dangkal di perkebunan Kendenglembu, tiada seorang pun yang tak merasa tertantang, seolah mereka lupa jika tengah berada di tengah medan off road yang jauh dari kota. Tak hanya sekali sungai dangkal ini mereka seberangi, berkali kali, bahkan. Tak jarang mesin motor mati terkena percikan air, tapi tetap saja tak membendung keasyikan mereka bermain air.

Jenuh yang mendera di sepanjang jalan, sedikit terobati manakala kami menemukan air terjun Alas Wangi di tengah rute menuju Sarongan. Beberapa orang asyik mandi di air terjun, sebagian hanya berfoto di sekitar lokasi yang memang benar-benar layak untuk diabadikan.

Usai menempuh 25 km lintasan off road di kawasan hutan Meru Betiri, Tim Adventure beristirahat sejenak untuk makan, mengisi bahan bakar dan mempersiapkan kendaraan masing-masing untuk menghadapi etape terakhir sejauh 18 km yang lebih ekstrim dan membutuhkan skill dan nyali ekstra. Ujian yang sebenarnya kini menghadang di depan mata, kali ini tim adventure mau nggak mau harus menyeberangi sungai dangkal dan berbatu sebanyak dua kali untuk mencapai Pantai Sukamade karena belum ada jembatan yang menghubungkan daerah tersebut. Di musim penghujan sungai ini tidak lagi dapat dilewati karena berubah menjadi dalam dan berarus kuat.

Rasa puas dan bangga menyelimut anggota Tim saat tiba di guest house Pantai Sukamade, setidaknya perjuangan berat mereka selama seharian menemukan titik tujuan. Guest house ini merupakan base camp bagi tim adventure untuk beristirahat dan segera menyaksikan proses penyu bertelur. Pengamatan penyu bertelur dilakukan malam itu juga setelah acara makan malam. tak hanya kami, ternyata ada beberapa wisatawan asing dari Jerman dan Jepang yang juga akan melakukan pengamatan. Di tengah suasana malam penuh bintang bertaburan, dengan dipandu petugas rombongan mengamati proses selama penyu bertelur hingga kembali ke laut lepas.

Pagi hari kegiatan dilanjutkan kembali bersama petugas konservasi, betapa terkejutnya kami setelah petugas konservasi menceritakan bahwa tempat penangkaran penyu terkena gelombang pasang yang mengakibatkan kerusakan yang hebat, kami merasa prihatin dengan kondisi yg ada disana. Tak mau larut dalam kesedihan acara dilanjutkan dengan bermain bola, berfoto bak cheerleaders dan berjalan menyusuri tepian pantai yang indah. Aktifitas di pantai Sukamade diakhiri usai semua peserta makan pagi dan berfoto untuk yang terakhir kali.

Seakan mengukir beribu kenangan dan kesan mendalam yang tak kan kami lupakan. Melalui petualangan ini mental kami ditempa menjadi semakin membaja, semangat kami terasah menjadi semakin membara dan kebersamaan diantara kami menjadi semakin erat satu sama lain.

Kebersamaan adalah modal yang sangat kami andalkan dalam mengarungi medan seberat apapun. Dengan kebersamaan beban menjadi terasa lebih ringan, rintangan serasa tantangan yang sayang jika harus dilewatkan begitu saja tanpa mencoba menghadapinya. Nilai positif yang kami dapat adalah tempaan lahir batin, yang menjadikan kami menjadi sosok yang tak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan serta ikatan persaudaraan yang semakin kokoh diantara anggota tim. Saran dari kami, supaya infrastruktur diperhatikan dan pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri dikelola secara lebih baik, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan lokal.

Selepas makan siang rombongan kembali ke Surabaya dengan melalui rute yang berbeda. Kali ini 43 km lebih jauh daripada saat berangkat, namun lebih cepat ditempuh karena kondisi jalannya yang lebih baik, yaitu melalui Jajag. Saat senja rombongan telah sampai di Jember untuk beristirahat dan makan malam Pukul 20.00 WIB. Perjalanan dilanjutkan kembali pukul 5 pagi menuju Surabaya. Lelah, kantuk dan jenuh seakan tiada terasa manakala kami ingin segera kembali ke rumah dengan sejuta kenangan yang tiada akan pernah terlupakan. Hingga akhirnya rombongan tiba kembali di Surabaya pada hari Minggu, 2 juni 2007 pukul 10.00 pagi .

Sekali lagi, nilai positif yang patut kami petik dan resapi adalah tempaan mental dan pentingnya arti kebersamaan. Kebersamaan yang erat akan menjadikan medan yang berat terasa ringan, hambatan seakan menjadi tantangan yang mengasyikkan. Kebersamaan ini pula yang akan senantiasa kami kembangkan, baik antara sesama pencinta Honda C70 maupun mitra kerja yang selalu mendukung terselenggaranya kegiatan yang kami canangkan. Satu diantaranya adalah dengan PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Motor Surabaya, bagian dari Keluarga Besar Honda yang selalu mendukung keberadaan Perkumpulan Sepeda Motor Honda C70 “Holobis Koentoel Baris Soerabaia”.

Perkumpulan Sepeda Motor Honda C70
Holobis Koentoel Baris Soerabaia

(nono)

Silakan baca artikel sejenis disini: Honda Passport

No comments: